Rabu, 25 Februari 2009

Cari: Duet SBY-JK Bubar, Reshuffle Kabinet Membayangi


Bubarnya duet SBY-JK untuk Pilpres 2009 diyakini akan berpengaruh pada kinerja pemerintahan SBY-JK dan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) pada 8 bulan sisa periode terakhir. Sumber detikcom menjelaskan setelah JK pulang dari lawatannya ke luar negeri, belum ada satu rapat bersama yang melibatkan Presiden, Wapres dan para menteri secara menyeluruh.

ADVERTISEMENT

"Kondisi kabinet sekarang sudah tidak efektif. Apalagi setelah SBY-JK melakukan perang terbuka melalui statemen kesiapan JK menjadi capres. Sudah tidak ada rapat-rapat lagi," kata sumber tersebut kepada detikcom Rabu (25/2/2009).

Akibat tersumbatnya komunikasi politik, rasa saling percaya yang sudah terbangun selama ini, sudah tak ada lagi. Lantas, saat ini pemerintahan SBY-JK sedang mengalami kebuntuan serius. Bukan tidak mungkin reshuffle kabinet akan terjadi akibat perbedaan sikap politik dari parpol-parpol pendukung SBY-JK.

"Saya dapat laporan dari menteri saya, jangankan rapat bersama, rapat serius soal urusan bangsa antara presiden dan menteri-menteri sudah tidak ada lagi. Bisa jadi ini akan menjadi bibit dari jilid terakhir," papar sumber dari salah satu parpol pendukung SBY-JK itu.

Sumber detikcom itu menjelaskan, ancaman serius soal reshuffle terlihat dari banyaknya menteri yang selama ini cukup setia dengan SBY mulai menunjukkan taring keberanian untuk 'melawan'. Salah satu contoh adalah Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali. Ketua Umum DPP PPP itu sudah melirik partai lain untuk koalisi daripada terus bersama SBY.

Selain itu diperkirakan menteri-menteri dari Partai Golkar dan PKS juga akan melakukan 'pembangkangan politik' pada SBY karena kebijakan partainya yang sudah berseberangan. Hal ini terlihat dari saling klaim antara Partai Golkar, Partai Demokrat serta PKS atas keberhasilan pemerintahan di sektor tertentu melalui iklan.

"Kalau solid, tidak mungkin terjadi saling klaim itu mas. Ini bukti, antar menteri di kabinet sudah tidak klop dan presiden gagal mengendalikan mereka. Akibatnya ya menteri jalan sendiri-sendiri," papar sumber tersebut.

Situasi ini diperparah oleh manuver PKS yang selalu ingin menduetkan JK-Hidayat Nurwahid. Langkah-langkah ini semakin mempertegas adanya sinyalemen adanya perlawanan terhadap kekuatan SBY. Baik secara langsung yang dilakukan oleh JK maupun dilakukan oleh para menteri yang berasal dari 2 partai tersebut.

Apakah drama politik ini akan berakhir dengan reshuffle kabinet seperti yang terjadi pada Pemerintahan Megawati pada 2004 lalu? Atau SBY membiarkan semua ini tetap terjadi, karena periode pemerintahan SBY-JK hanya tersisa 8 bulan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar